Pengalaman pertama pada hal baru biasanya meninggalkan kesan yang mendalam, baik bagi orang dewasa maupun anak-anak. Namun seiring bertambahnya usia, jumlah hal baru yang dapat kita lakukan semakin berkurang. Anak-anak di sisi lain, punya lebih banyak kesempatan bertemu dengan hal-hal baru sepanjang usia pertumbuhan mereka. Pengalaman baru demi pengalaman baru akan terus berdatangan, dan mungkin memori dari suatu pengalaman baru itu pelan-pelan akan hilang setelah mengalami pengalaman baru lainnya. Sayang sekali, bukan?
Kita bisa mengajak anak-anak untuk 'mengawetkan' kenangan dari suatu pengalaman barunya itu dengan cara menuliskannya. Mungkin bisa berupa diary, journal atau bahkan menuliskannya untuk dibaca orang lain. Cara yang terakhir ini, selain berguna bagi anak yang bersangkutan, juga berguna bagi pembaca lain terutama yang seusianya.
Ada dua contoh karya murid yang mau aku bahas di sini.
Yang pertama adalah "Puasa Pertamaku" karya Zahra (6 tahun).
Di karyanya ini Zahra selain menceritakan perjuangannya dalam berpuasa sehari penuh, dia juga berbagi tips tentang bagaimana mengisi waktu selama seharian berpuasa. Para pembaca anak yang seusianya dan sedang belajar berpuasa sehari penuh akan merasa sangat relate dengan kisah ini.
Contoh kedua adalah karya berjudul "Perjalanan Umrohku yang Pertama" karya Azfar (8 tahun).
Di sini Azfar menceritakan apa saja yang dia alami dan lakukan selama beribadah umroh bersama keluarganya. Sangat menarik karena kesemuanya dituliskan dari perspektif seorang anak kecil (capek, main, game, es krim). Cerita ini selesai ditulis dan diilustrasi oleh Azfar, dan akhirnya bisa dipublikasikan di instagram @kepompong_kecil tepat setahun dari tanggal keberangkatan umroh mereka.
Aku bersyukur bisa menjadi bagian dari pengabadian pengalaman baru Zahra dan Azfar ^^
Comments